Sabtu, 12 Februari 2011

Konflik Agama Merupakan Ancaman Bagi NKRI

NKRI, KONFLIK AGAMA DAN SUMPAH SETIA PADA PANCASILA DAN UUD 1945

Konflik antar pemeluk agama, khususnya antar pemeluk agama Islam – Kristen dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seyogiyanya tidak berlarut-larut terjadi hingga dewasa ini bila aparatur negara dan masyarakat sungguh-sungguh setia dan taat sepenuhnya pada Pancasila dan UUD 1945. Sebab Pancasila dan UUD 1945 memang dimaksudkan para pendiri bangsa (the founding fathers) untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dari aneka ancaman dan gangguan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.


Para pendiri bangsa kita yang telah melahirkan dan membentuk negara ini dengan pemikiran arif dan bijaksana, dan dengan pandangan yang jauh ke depan telah meletakkan dasar-dasar yang kuat dan teguh di atas nama negara ini dapat tumbuh dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berbhinneka tunggal ika.

NKRI
Adapun prinsip dasar yang diletakkan adalah negara kesatuan yang bersifat integralistik dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan yang ditetapkan dalam rumusan UUD 1945 dan Pancasila. Itu berarti hakekat kebangsaan kita adalah memberikan ruang dan kesempatan kewilayaan/ kedaerahan, golongan, keagamaan yang semakin dewasa dan mandiri dan tidak bisa tidak harus bertolak dari fakta bahwa memang wilayah negara ini sangat luas, yang di dalamnya hidup masyarakat yang terdiri berbagai suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan lain sebagainya.


Berangkat dari prinsip dasar NKRI tersebut, the founding fathers menetapkan tujuan-tujuan yang harus dijalankan oleh negara, dalam hal ini pemerintah. Salah satu tujuan tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia yang beraneka ragam termasuk melindungi dari ancaman dan gangguan terhadap para pemeluk agama.


Tujuan tersebut merupakan hasil konsensus nasional dan pemikiran inklusif dan cerdas para pendiri bangsa. Segenap bangsa Indonesia harus dilindungi. Artinya negara menaungi (agar tidak kepanasan), mengalangi (agar tidak dikenai tembakan dan pengrusakan) dan menjaga (agar selamat). Tentu semua itu dalam korridor hukum.


Pelaksana utama dan terutama dalam melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia tersebut adalah aparat negara yaitu pelaksana tugas pemerintahan. Aparatur negara adalah perangkat pemerintahan meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Semua lembaga tersebut saling terkait dan bekerja bersama-sama sesuai dengan bidangnya dalam menggapai tujuan NKRI yaitu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia termasuk melindungi pemeluk agama-agama yang ada di dalamnya.
Konflik Agama Islam-Kristen
Konflik antar pemeluk agama khususnya Islam – Kristen terjadi tidak hanya di Indonesia.

Namun dalam konteks NKRI, negara dalam hal ini pemerintah merupakan tameng perlindungan bagi segenap bangsa terutama warga pemeluk agama yang tertindas dan teraniaya.

Kenyataan menunjukkan, negara yang diwakili oleh pemerintah NKRI, relatif belum berhasil melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia. Hal ini terlihat dari perjalanan bangsa dimana konflik antara agama Islam – Kristen menimbulkan korban ketidakadilan.

Pada masa Orde Lama, konflik Islam – Kristen ditandai dengan pemberontakan DI/ TII/ NII, perdebatan konstituante, dan masalah penyiaran agama. Ada keinginan sebagian pemeluk agama untuk membentuk nusantara menjadi negara agama.


Pada masa Orde Baru, konflik agama diindikasikan dengan kebijakan pemerintah yang memutuskan SKB No 1/ 1969 tentang pembangunan rumah ibadah, RUU Perkawinan 1973, perkawinan beda agama, RUU Pendidikan Nasional, RUU Peradilan Agama, serta rangkaian kerusuhan dan pengrusakan gereja. Konflik tersebut menimbulkan korban baik secara fisik maupun batiniah bagi pemeluk agama yang tertindas.


Dewasa ini, di era “reformasi” konflik agama Islam – Kristen ditandai dengan rangkaian kerusuhan di Kupang, Poso, Ambon-Maluku, Kalimantan, rangkaian ledakan bom di beberapa gereja, isu Piagam Jakarta dan amandemen UUD 1945, UU Pendidikan Nasional 2003, Fatwa MUI yang mengharamkan pluralisme, liberalisme dan sekularisme dan terakhir penutupan paksa sejumlah bangunan gereja dan perumahan yang digunakan sebagai tempat ibadah. Konflik Islam – Kristen tetap terjadi secara terselubung dan bahkan secara terang-terangan dengan berbagai jalur yang memungkinkan.


Barangkali konflik agama antara pemeluk agama Islam dan Kristen tidak akan pernah berakhir (?), namun tugas negara tetap melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia terlepas dari apapun agama atau kepercayaannya.


Sepanjang sejarah, penanganan konflik antar pemeluk agama Islam – Kristen berada di tangan negara. Seturut era “reformasi”, kewenangan pembangunan bangsa di bidang agama tetap berada di tangan pemerintah pusat. Sebagaimana disebutkan dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan pemerintah provinsi sebagai daerah otonom. Pemerintah Pusat disebutkan mempunyai kewenangan di bidang agama dan kewenangan itu tidak diserahkan ke pemerintah daerah. Tentu kebijakan ini bertujuan untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.


Juga jelas sekali kalau kita mengacu pada Pancasila dan UUD 1945, aparatur pemerintah pusat lewat kantor wilayah dan bawahannya seyogiyanya melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dari segala bentuk penganiayaan dan penindasan. Sebab perlindungan tersebut adalah panggilan pemerintah sebagai aparat negara NKRI.
Sumpah Setia
Kita semua tahu, bahwa semua warga masyarakat NKRI harus setia dan taat dan teristimewa aparat negara (pegawai negeri sipil, TNI dan Polisi RI) harus mengangkat sumpah setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945. Juga mereka bersumpah bahwa mereka mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan dan diri sendiri (PP No 32 Tahun 1980).


NKRI sudah 60 tahun merdeka. Enam puluh tahun pula kita semua membacakan dan mendengarkan Pancasila dan UUD 1945 ketika Upacara Bendera pada hari-hari besar negara. Yang lebih istimewa adalah aparat negara selalu diangkat sumpah untuk setia pada Pancasila dan UUD 1945. Sayangnya banyak aparatur negara masih berada pada tataran bersumpah setia “tentang” Pancasila dan UUD 1945 di mulut, namun belum “benar-benar” bersumpah setia dalam pelaksanaan tugas.


Ketidaksetiaan pada Pancasila dan UUD 1945dalam hidup bernegara, berbangsa dan bernegara terlihat dari adanya pemeluk agama yang tertindas, dan rumah ibadahnya dirusak dan dibakar, merajalelanya korupsi, kolusi dan nepotisme, ketidakadilan pemerataan pendapatan negara dan penegakan hukum yang relatif belum berjalan.


Jika kita tetap demikian maka tantangan terbesar adalah kelangsungan dan keutuhan negeri ini sebagai NKRI. Ancaman disintegrasi, dan terpecah-belah oleh konflik karena latar belakang perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan akan selalu mengerogoti kita.

Namun bila kita masih menghendaki kelangsungan dan keutuhan NKRI maka tidak bisa tidak pemerintah harus melindungi segenap bangsa dan taumpah darah Indonesia dari ancaman kekerasan, penganiayaan, pengrusakan, pembakaran, pemanipulasian, pembodohan dan ancaman-ancaman lainnya. Untuk itu pewujudnyataan sumpah setia pada Pancasila dan UUD 1945 masih harus tetap diusahakan bersama. Semoga.


KonflikAgama
Tingginya kepercayaan antar umat beragama adalah syarat mutlak bagi hadirnya pengelolaan konflik agama yang cerdas yang memungkinkan agama-agama itu hidup rukun dan damai, karena penyelesaian konflik membutuhkan komunikasi, dan komunikasi dapat terjadi karena adanya rasa saling percaya. Konflik sesungguhnya merupakan sesuatu yang alami, konflik adalah sesuatu yang inheren, demikian juga dengan konflik agama. Konflik agama telah ada ketika agama-agama itu ada. Selama manusia tak mampu membebaskan diri dari stereotype negatif tentang agama lain, konflik agama akan terus ada.


Meski demikian, konflik itu sendiri sesungguhnya memiliki peluang dan ancaman di dalam dirinya. Karena itu, pengelolaan konflik secara cerdas dalam hal ini sangat dibutuhkan agar penyelesaian konflik membawa pada suatu kehidupan bersama yang lebih baik (peluang), bukannya malah mengorbankannya untuk kemudian meledak dalam bentuk kekerasan (ancaman). Jadi, hal yang utama bukanlah bagaimana meniadakan konflik, tapi bagaimana mengelola konflik tersebut secara benar melalui penggunaan saluran-saluran yang benar, agar tidak berujung pada kekerasan.


Kehidupan beragama di Indonesia pada awalnya berjalan dengan mulus. Sejak kemerdekaan NKRI tahun 1945-1964 tidak ada insiden berarti dalam hubungan antar umat beragama. Insiden pengrusakan rumah ibadah (gereja) baru terjadi pada masa orde baru. Dan pada tahun 1985-1997 terjadi 237 kasus penutupan, pengrusakan dan pembakaran gereja, sekitar 63%.

Pada era orde lama maupun orde baru, konflik lebih disebabkan oleh ketidakpuasan sekelompok masyarakat terhadap pemerintah, berupa usaha-usaha untuk memisahkan diri dari negara kesatuan RI. Namun, pada masa reformasi panggung konflik di Indonesia beralih ke etnis dan agama yang berujung pada kekerasan sesungguhnya bukanlah warisan sejarah Indonesia.

Mengamati konflik agama yang terjadi yang berujung pada kekerasan di Indonesia, di sana terlihat bahwa tampaknya pemerintah sering kali mengambil posisi strategis, pemerintah dalam hal ini bisa dituduh melakukan kejahatan dengan membiarkan kekerasan berdasarkan agama (crime by omission). Pembiaran pemerintahlah yang menyebabkan konflik menyebar secara cepat. Malangnya, penyelesaian konflik di negeri ini tak pernah tuntas. Akibatnya, negeri yang dahulu terkenal dengan kerukunannya itu kini menjadi negeri yang rentan dengan konflik kekerasan yang amat memprihatinkan. Tepatlah apa yang dikatakan Robert W. Hefner bahwa kekerasan agama terjadi karena negara memanfaatkan agama (politisasi agama).

Konflik agama di Indonesia makin sulit dihindari karena terjadinya pengelompokkan berdasarkan agama. Pengelompokkan (clustering) berdasarkan agama ini menyebabkan timbulnya kesalahpahaman akan kepercayaan yang beragam tersebut, kesalahpahaman tersebut menyebabkan hubungan di masyarakat lebih rentan konflik, dan jika konflik pecah, sulit diselesaikan.

Itulah sebabnya pada peringatan hari jadi Singapura, Minggu (2/8), dalam pidato bertajuk tantangan masa depan Singapura, Menteri Senior Goh Chok Tong mengingatkan agar Singapura mewaspadai potensi bahaya yang meningkat dengan semakin religiusnya warga Singapura. Menurutnya, semakin religious seseorang akan membuat orang membentuk kelompok hanya dengan pemilik kepercayaan yang sama, yang kemudian bermuara pada pembagian kelompok-kelompok berdasarkan agama. Ini akan emnyebabkan timbulnya kesalahpahaman akibat kurangnya pemahaman akan kepercayaan yang beragam tersebut, kesalahpahaman tersebut bisa menimbulkan konflik agama.
Sumber Reformed Center for Religion Society

Senin, 10 Januari 2011

Tokoh Muda Yang Memberi Inspirasi

Pasti semua sudah pernah dengar kan yang namanya Kaskus, komunitas forum terbesar di Indonesia. wah ternyata foundernya masih muda-muda. Sempat dilirik Yahoo dan Microsot juga loh. Mengapa saya memilih artikel tentang biografi tentang founder Kaskus pada tugas IBD saya, karena penemu Kaskus ini, yaitu Andrew Darwis telah memberi inspirasi bagi kaum muda-mudi di Negara Indonesia yang kreatif dalam membuat web.
Kaskus, salah satu sarana untuk mencari, menjual, atau bahkan membeli barang dengan online, dengan adanya kaskus para muda – mudi di permudah untuk melakukan transaksi bisnis yang pastinya memberikan keuntungan, bagi generasi muda Indonesia yang senang membuat web, buatlah web yang unik dan beda dari yang lain, seperti kaskus ini. Seperti yang di bilang oleh Andrew “ Jangan berfikir untuk membuat sesuatu yang besar, kita musti punya passion, jangan di tengah jalan terus mundur.

Berikut dikutip dari posting di forum kaskus:
Nama: Andrew Darwis
Lahir : Jakarta, 20 Juli 1979
Kuliah: Computer Science, Seattle University
Nama: Ken Dean Lawadinata
Lahir: Jakarta, 6 Januari 1986
Kuliah: Finance, Seattle University
Awalnya Andrew Darwis mendirikan Kaskus bertujuan untuk mengembangkan hobinya berkomunitas di dunia maya. Namun kini, Kaskus menjadi situs komunitas terbesar di Indonesia.

"Awalnya Kaskus dibuat untuk menyalurkan hobi berkomunitas saya di internet," katanya. Obsesi terbesarnya sejak awal masa kuliah di Amerika Serikat pada 1999 itu, sulit tercapai, karena tak ada satu pun situs komunitas di Indonesia.

Pada awalnya perjalanan bisnis Kaskus sangat lambat, untuk menggaet anggota satu orang saja, butuh waktu lama. Bayangkan, dalam seminggu saja mereka hanya mampu mengundang paling banyak tiga orang. Kondisi itu bertahan selama mereka sekolah dan bekerja di AS.

Kemudian, setelah perkembangan internet semakin pesat di Indonesia, dua sekawan itu bersepakat pulang ke Indonesia untuk mengelola situs komunitas di negerinya sendiri. Dari sebuah kantor di kawasan Jakarta Kota, awal 2008, mereka bahu membahu mengelola situs. Dua bulan berselang, Kaskus resmi menjadi perusahaan profesional dengan nama PT Darta Media Indonesia.

Setelah itu, Kaskus terus berbenah. Bersama timnya, Andrew tak segan turun langsung menangani perusahaan hingga ke masalah promosi. Pada enam bulan pertama sejak menjadi perusahaan profesional, perkembangan Kaskus terbilang stagnan.

Namun dengan perjuangan keras, kondisi sulit itu berubah membaik, hingga akhir 2008. Darwis mengklaim, jumlah anggota komunitasnya tumbuh empat kali lipat dari semula. Jumlah itu membuat keanggotaan Kaskus yang berasal dari seluruh dunia menjadi yang terbanyak dibanding siapa pun dan tanpa dipetakan kisarannya.

Saat ini keanggotaan yang masuk ke kaskus mencapai 1,1 juta orang. Tidak hanya mampu menggaet anggota baru dalam kisaran 150-250 orang per hari, banyak kaskuser (anggota komunitas Kaskus) yang sudah bertahun-tahun menjadi anggota, tetap setia aktif menjadi anggota.


Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, tanpa ragu Andrew menyebut konten Jual Beli dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang, diikutkan dalam forum jual beli (FJB).

Karena terus tumbuh, pemasukan iklan ke perusahaan pun mengalir. Kata Andrew, awalnya konten iklan sangat sulit didapat karena banyak perusahaan yang tidak mengenal Kaskus.

Namun, karena usaha keras dan upaya mengenalkan Kaskus ke publik secara terus menerus, perusahaan-perusahaan yang ingin mengiklankan produknya dalam kasus terus meningkat dan bahkan banyak yang masuk daftar tunggu.

Andrew Darwis mendirikan Kaskus pada 6 November 1999. Bermula dari pengalamannya saat menimba ilmu di salah satu universitas terkemuka di Negeri Paman Sam, Seattle University, Program Studi Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle Computer Science di tahun 1999, pria yang disapa Andrew ini terinspirasi membuat website forum komunitas yang bisa di bilang menjadi yang terbesar di Indonesia. Sebelum ke AS, dia sebetulnya sudah merasakan gajian dengan kerja paruh waktu di perusahaan Web Design di Jakarta. Ada dua perusahaan yang menggunakan jasanya, yaitu kemana.com dan indotradezone.com. Saat itu pada 1998, gajinya Rp 500 ribu, sehingga bisa membantu biaya kuliahnya di Jurusan Manajemen Informasi, Universitas Bina Nusantara.
Pada awal 1999, Andrew merasa butuh sekolah yang lebih fokus lagi, terutama yang bisa mendalami ilmu membuat website. “Tapi nggak ketemu di Indonesia. Sampai akhirnya teman yang sudah sekolah di Amerika kasih tahu bahwa ada di Seattle. Ya sudah saya keluar dari kampus di Jakarta, berangkat ke sana,” ulasnya.
Sambil kuliah untuk mendapat gelar sarjana di Art Institute of Seattle itu Andrew dipekerjakan di bagian perpustakaan kampus dan laboratorium komputer. “Tapi kerjanya nggak teknis komputer. Malah lebih ke beres-beres komputer, isi tinta dan kertas printer, ya begitu begitu saja,” ungkap pria yang matanya minus 1,5 itu.
Begitu kuliah selesai, Andrew mendapat pekerjaan di kota yang sama di perusahaan web design Thor Loki selama tiga tahun dengan gaji per bulan USD 1500. “Gajinya sebetulnya kecil. Karena standar gaji web design di sana itu minimal USD 3000. Tapi berhubung cari kerja susah ya saya ambil,” ujarnya.
Sambil bekerja, Andrew melanjutkan kuliah S2 di Seattle University Jurusan Computer Science. Setelah lulus, dia pindah kerja dengan membangun portal musik, lyrics.com. Otaknya hanya berdua, dia dan bosnya keturunan Vietnam yang sudah menjadi warga AS. “Di sini gajinya jauh lebih besar,” akunya.
Di tengah kesibukan bekerja dan menyelesaikan sekolah itu, Andrew tidak pernah lupa untuk tetap mengembangkan Kaskus sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya pada 2008, dia merasa harus pulang dan fokus di Kaskus. “Sebenarnya saat itu kalau mau tinggal di Amerika sudah enak. Sudah punya pekerjaan. Walaupun gaji tidak besar, tapi cukup untuk kredit rumah dan mobil,” ulasnya.
Keyakinan bahwa Kaskus akan besar yang membuat Andrew akhirnya pulang juga. Terlebih dia juga diyakinkan oleh Ken dan Danny bahwa membernya di Indonesia terus meningkat. MENURUT data Alexa (The web information company) terbaru, Kaskus yang merupakan portal berita dan forum komunikasi itu menempati urutan enam dari daftar Top 100 Sites in Indonesia.
Kaskus ada di bawah deretan dominasi portal asing, yaitu facebook.com, google.co.id, google.com, yahoo.com, dan blogger.com. “Maka kaskus adalah situs Indonesia nomor satu,” ujar Andrew Darwis, founder sekaligus Chief Technical Officer (CTO) Kaskus Networks. Kaskus berasal dari kata Kasak-Kusuk atau bermakna bergosip. Dengan modal awal sebesar US$ 3 (Rp 30 ribu) untuk membeli server Andrew dan dua rekannya, Ronald dan Budi, memilih untuk membuat portal yang berisi mengenai berita maupun informasi tentang Indonesia. Portal tersebut sengaja di buat menjadi suatu media untuk memuaskan kerinduan bagi masyarakat Indonesia yang berada di Luar negeri. Manfaatnya adalah semakin membaiknya geliat bisnis online, serta banyaknya orang yang memulai bisnis online dilihat Andrew sebagai potensi besar yang mendukung perkembangan Kaskus. Berdasarkan survey, terdapat lebih dari 40 juta pengguna Internet di Indonesia. Dengan jumlah yang luar biasa tersebut, ia mengasumsikan bahwa masing-masing pengguna Internet adalah target pasar yang potensial.
Kendalanya Andrew mengaku bahwa kendala terberat dialaminya saat awal pembentukan Kaskus. Ia harus turun tangan langsung dan memperbaiki apabila ada server yang down, karena saat itu Andrew belum memiliki karyawan. Selain itu kendala terberat juga dialaminya ketika pindah ke Jakarta, karenai ia harus meyakinkan customer dan advertiser mengenai citra Kaskus.
Pemasarannya Andrew dan timnya di awal usaha harus bergeriliya door to door ke klien untuk memperkenalkan positioning Kaskus dan tidak sampai 1 tahun, Kaskus sudah banyak dipercaya oleh client-client besar yang sudah mendukung Kaskus sejak pertama kali Kaskus launching pada Desember 2008. Berselang 2 bulan kemudian Kaskus resmi menjadi perusahaan professional di bawah bendera PT. Darta Media Indonesia.
Saat ini tercatat Kaskus memiliki 1.755.000 member(update pertanggal 08 Juni 2010 pada pukul 15.30) dan terus bertambah tiap detiknya. Kaskus memiliki target pasar dari usia 15-40 tahun baik kalangan pelajar, mahasiswa, karyawan, professional dan entrepreneur.

Berbagai penghargaan juga diterima oleh Andrew di antaranya The Best Indonesian Communities for 2005 and 2006 versi Alexa.com dan Wikipedia, dari Microsoft dengan nominasi Kaskus Indonesia Innovative Top Web Site di tahun 2008, dan dari Indosat dengan nominasi Kaskus The Online Inspiring Award di tahun 2009
Saat ini untuk me-manage Kaskus, Andrew dibantu 30 orang karyawan yang terbagi dalam tim marketing, sales, IT dan creative. Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, tanpa ragu Andrew menyebut konten Jual Beli (FJB) dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang, diikutkan dalam Forum Jual Beli (FJB).Obsesi yang ingin diraih Andrew untuk pengembangan bisnis online-nya adalah terus mengembangkan content (fasilitas yang ada di dalam website) Di Indonesia, sehingga nantinya orang luar negerilah yang akan membeli content itu.
Sumber: WikipediaDi sela-sela meriahnya acara launching Kaskus AD & dua forum baru dari Kaskus yang bertempat di e'Corner Resto & Lounge, Epicentrum Walk, Jakarta, pada Rabu petang, 25 Agustus 2010 lalu. Kru KotGa mengambil kesempatan untuk mewawancarai Andrew Darwis, founder dan admin dari Kaskus.

Kaskus sendiri merupakan forum diskusi online yang mengklaim dirinya sebagai forum komunitas terbesar di Indonesia. Dari sinilah, kita ketahui bersama menjadi titik awal bagi beberapa gamer yang bersama-sama memulai investigasi tentang kasus pembohongan publik yang dilakukan oleh Eko Ramaditya Adikara.

Mengetahui kebohongan dari Rama, Andrew Darwis mengatakan, "Kaget karena ternyata kok begini. Beberapa waktu lalu, saya melihat dan mengetahui tentang Rama dari Kick Andy di Metro TV. Saat itu, saya merasa bahwa dia hebat karena sebagai orang yang memiliki kekurangan sebagai tuna netra, mampu menciptakan lagu."

"Namun ternyata belakangan ketahuan bahwa dia berbohong. Yah, saya lumayan kecewa juga. Aduh, kenapa kok sampai berbohong seperti itu, ya," sambung pria muda yang akrab disapa sebagai Mimin oleh para Kaskuser. "Saya juga mengetahui hal tersebut karena sempat heboh di Kaskus."


Menurut Andrew, hal tersebut sekaligus juga membuktikan bahwa forum Kaskus menjunjung kebebasan untuk berbicara. Kaskus yang termasuk dalam kategori Web 2.0, membebaskan para Kaskuser untuk memberikan konten di dalam Kaskus yang memfungsikan diri sebagai media atau wadah bagi mereka untuk berkomunikasi.

"Dari sisi Kaskus sebagai media, kami senang bahwa hal (seperti kasus Rama) tersebut berkembang & bermanfaat menjadi edukasi atau pembelajaran. Membuka mata bagi semua pihak dengan diungkapnya hal tersebut di Kaskus melalui segala proses investigasi yang dilakukan para Kaskuser secara detail," jelasnya lagi.

Andrew menambahkan bahwa para petinggi di Kaskus juga mendukung diskusi yang mengungkap kebohongan Rama tersebut tetap berjalan karena didukung dengan bukti-bukti yang nyata. "Dan akhirnya ketahuan kalau Rama adalah hoax. Merupakan sebuah kebohongan," ujarnya.

Saat ditanyakan mengenai kesannya atas Kaskus sebagai awal mula pengungkapan kebohongan Rama, Andrew merasakan kebanggaan atas Kaskus secara bersama sebagai komunitas karena sebegitu loyalnya para Kaskuser dalam berusaha mencari, melacak, dan menginvestigasi semuanya atas sebuah kasus.

Tidak hanya dalam hal kasus Rama saja, namun juga di beberapa kasus lain yang pembahasannya sering bermula dari Kaskus. Andrew bertutur, "Kaskus boleh dibilang mainstream, menjadi awal atas segala berita-berita maupun kasus-kasus yang muncul. Seperti black box dari Adam Air atau makhluk air misterius dari Ancol."


Selain itu, Andrew menekankan bahwa Kaskus juga memiliki tujuan untuk mengembangkan konten lokal di internet. Cita-cita yang ingin dicapai adalah bermunculannya penyedia konten dari Indonesia di internet dalam jumlah banyak, seperti Kaskus sendiri, KotakGame, atau sekelas YouTube dan Facebook.


"Kami ingin mengembangkan yang seperti itu hingga bisa dikonsumsi sebagai konten lokal. Konten punya kita sendiri. Sehingga suatu saat bisa muncul seperti YouTube versi Indonesia yang berkembang secara mendunia dan mengakibatkan orang-orang dari belahan bumi lain akan mengakses ke jaringan Indonesia," jelasnya.

Menyambung penjelasannya itu, KaskusAD yang di-launch di petang itu adalah salah satu bentuk usaha mereka ke sana. KaskusAD adalah fasilitas pemasangan iklan yang dapat dilakukan langsung oleh para penggunanya. Layanan ini juga menawarkan fleksibilitas dalam penentuan budget dan pemilihan jenis layanan iklan.

Selain itu, masih dalam acara yang sama, juga ditampilkan dua buah forum baru, yaitu Forum Ilmu Marketing dan Forum Fit & Healthy Lifestyle. Kedua forum ini nantinya akan banyak dipandu oleh komunitas Marketeers yang bergerak di bawah payung MarkPlus,Inc dan Ade Rai sebagai kontributor.